Menjadi Sangat Penting dan Benar
“Datangnya musibah-musibah itu adalah nikmat, Karena ia jadi karena dihapuskannya dosa-dosa. Ia termasuk menuntut kesabaran supaya orang yang tertimpanya justru
diberi pahala. Musibah itulah yang melahirkan sikap ulang taat dan merendahkan diri di hadapan Allah ta’ala serta memalingkan ketergantungan hatinya berasal berasal dari
sesama makhluk, dan berbagai maslahat agung lainnya yang muncul karenanya. Musibah itu sendiri dijadikan oleh Allah sebagai karena penghapus dosa dan kesalahan.
Bahkan ini termasuk nikmat yang paling agung. Maka semua musibah terhadap hakikatnya merupakan rahmat dan nikmat bagi keseluruhan makhluk, kecuali jikalau musibah itu
menyebabkan orang yang tertimpa musibah jadi terjerumus di didalam kemaksiatan yang lebih besar daripada maksiat yang dilakukannya sebelum akan dapat tertimpa. Apabila itu
yang terjadi maka ia jadi keburukan baginya, jikalau ditilik berasal berasal dari sudut pandang musibah yang menimpa agamanya.
Sesungguhnya tersedia di terhadap orang-orang yang jikalau mendapat ujian bersama dengan kemiskinan, sakit atau terluka justru memicu timbulnya sikap munafik dan protes di didalam
dirinya, atau khususnya penyakit hati, kekufuran yang jelas, meninggalkan beberapa kewajiban yang dibebankan padanya dan malah berkubang bersama dengan berbagai perihal yang
diharamkan supaya berakibat malah membahayakan agamanya. Maka bagi orang semacam ini kesehatan lebih baik baginya. Hal ini jikalau ditilik berasal berasal dari sisi
pengaruh yang timbul sehabis dia mengalami musibah, bukan berasal berasal dari sisi musibahnya itu sendiri. Sebagaimana halnya orang yang bersama dengan musibahnya sanggup melahirkan
sikap sabar dan tunduk jalankan ketaatan, maka musibah yang menimpa orang semacam ini sebenarnya adalah nikmat diniyah. Musibah itu sendiri terjadi sesuai bersama dengan
ketetapan Robb ‘azza wa jalla sekaligus sebagai rahmat untuk manusia, dan Allah ta’ala Maha terpuji karena perbuatan-Nya tersebut. Barang siapa yang diuji bersama dengan
suatu musibah lantas diberikan karunia kesabaran oleh Allah maka sabar itulah nikmat bagi agamanya. Setelah dosanya terhapus karena itu maka muncullah sesudahnya
rahmat (kasih sayang berasal berasal dari Allah). Dan jikalau dia memuji Robbnya atas musibah yang menimpanya niscaya dia termasuk sanggup beroleh pujian-Nya.
“Mereka itulah orang-orang yang diberikan pujian (shalawat) berasal berasal dari Rabb mereka dan beroleh curahan rahmat.” (QS. Al Baqoroh: 157)
Ampunan berasal berasal dari Allah atas dosa-dosanya termasuk sanggup didapatkan, begitu pula derajatnya pun sanggup terangkat. Barang siapa yang merealisasikan sabar yang hukumnya
mesti ini niscaya dia sanggup beroleh balasan-balasan tersebut.” Selesai perkataan Syaikhul Islam bersama dengan ringkas (lihat Fathul Majiid, hal. 353-354).
Dari hadits di atas kami sanggup menuai beberapa pelajaran berharga, yaitu:
Penetapan bahwa Allah punya karakter Iradah (berkehendak), pastinya yang sesuai bersama dengan kemuliaan dan keagungan-Nya.
Kebaikan dan keburukan sama-sama udah ditakdirkan berasal berasal dari Allah ta’ala.
Musibah yang menimpa orang mukmin termasuk isyarat kebaikan. Selama perihal itu tidak menyebabkan dirinya meninggalkan kewajiban atau jalankan yang diharamkan.
Hendaknya kami menjadi cemas dan waspada terhadap nikmat dan kesehatan yang selama ini tetap kami rasakan.
Wajib berprasangka baik kepada Allah atas ketentuan takdir tidak mengenakkan yang udah diputuskan-Nya terjadi terhadap diri kita.
Pemberian Allah kepada seseorang bukanlah wajib berarti Allah meridhoi orang tersebut. (Al Jadiid, hal. 320 bersama dengan sedikit penyesuaian redaksional). Balasan Bagi
Orang-Orang Yang Sabar
Allah ta’ala berfirman, “Sungguh Kami sanggup menguji kalian bersama dengan sedikit rasa takut, kelaparan serta kekurangan harta benda, jiwa, dan buah-buahan. Maka berikanlah
kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang jikalau tertimpa musibah mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami ini berasal berasal berasal dari Allah, dan
kita termasuk sanggup ulang kepada-Nya.’ Mereka itulah orang-orang yang sanggup beroleh ucapan sholawat (pujian) berasal berasal dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang
yang beroleh hidayah.” (QS Al Baqoroh: 155-157)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berbicara di di didalam kitab tafsirnya, “Ayat ini menyatakan bahwa barang siapa yang tidak bersabar maka dia berhak
menerima lawan darinya, bersifat celaan berasal berasal dari Allah, siksaan, kesesatan serta kerugian. Betapa jauhnya perbedaan terhadap kedua golongan ini. Betapa kecilnya keletihan
yang ditanggung oleh orang-orang yang sabar jikalau dibandingkan bersama dengan besarnya penderitaan yang wajib ditanggung oleh orang-orang yang protes dan tidak bersabar…”
(Taisir Karimir Rahman, hal. 76).
Allah ta’ala termasuk berfirman, “Sesungguhnya balasan pahala bagi orang-orang yang sabar adalah tidak terbatas.” (QS. Az Zumar: 10)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berbicara di di didalam kitab tafsirnya, “Ayat ini berlaku lazim untuk semua jenis kesabaran. Sabar di didalam menghadapi
takdir Allah yang menjadi menyakitkan, yaitu hamba tidak menjadi marah karenanya. Sabar berasal berasal dari kemaksiatan kepada-Nya, yaitu bersama dengan cara tidak berkubang di
dalamnya. Bersabar di didalam jalankan ketaatan kepada-Nya, supaya dia pun menjadi lapang di didalam melakukannya. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang sabar pahala
untuk mereka yang tanpa hitungan, berarti tanpa batasan tertentu maupun angka tertentu ataupun ukuran tertentu. Dan perihal itu tidaklah sanggup diraih kecuali disebabkan
karena begitu besarnya keutamaan karakter sabar dan agungnya kedudukan sabar di sisi Allah, dan menyatakan pula bahwa Allahlah penolong segala urusan.” (Taisir
Karimir Rahman, hal. 721).
Semoga Allah memasukkan kami di kalangan hamba-hambaNya yang sabar. Wa shalallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.

No comments for "Menjadi Sangat Penting dan Benar"
Post a Comment